• Korewa zombie desuka
We Are One We Are EXO :)

Secret Admirer (Part 4)



Part 4

Title            :  Secret Admirer
Author         :  Song Sang In
FB               :  Vini Happy Ajeng
Blog            :  exofansindo.blogspot.com
Cast             :  Song Sang In, Wu Yifan, Kim Jong In
Cameo         :  Choi Eunra
Length         :  Series
Gendre        :  Romance, School life
Rated                    :   PG-17
Cover by    :   ByunRa93

Bulan Mei sudah tiba, dan itu saatnya aku terbang ke Bali. ‘Dimana Bali itu? Aku rasa aku hanya pernah mendengar nama tempat itu tanpa mengetahui dimana letaknya’ ungkapku dalam hati saat menyiapkan beberapa perlengkapan yang harus kubawa untuk beberapa hari disana. Eomma juga menyiapkan peralatan obat dan beberapa vitamin untuk menjaga kondisiku disana.
“Annyeong oppa..”.
“Annyeong chagiya, waeyo?” tanya Kai oppa.
“Anio, aku hanya ingin memberitahumu kalau aku sudah memesankan tiket untukmu. Jadi kita tinggal bertemu di bandara saja. Arratchi?” ujarku.
“Ne, arraseo. Gomawo, persiapkan semua perlengkapanmu dan jangan sampai ada yang tertinggal terutama vitamin dan obatmu” perintahnya padaku.
“Arraseo oppa” jawabku sedikit bernada manja. Aku hanya terkekeh geli saat menutup telepon.

@Incheon Airport, 08.00 KST
Eomma dan appaku yang mengantarkanku ke bandara karena eomma tak akan mengijinkanku berangkat apabila eomma tak mengantarkanku. “Sang In, jaga dirimu baik – baik. Kau benar – benar masih ingin mengikuti kompetisi itu?” tanya eommaku khawatir. “Ne eomma, tak ada yang bisa menggoyahkan pendirianku” jawabku mantap. “Tenanglah chagiya, ia akan baik – baik saja. Anak kita gadis yang tangguh” oppaku menenangkan eomma seraya merangkul pundaknya.
Ponselku berdering dan segera kuangkat, ‘Ini pasti telepon dari oppa’ batinku. “Sang In-ah, miahnae. Aku tak bisa berangkat bersamamu karena ada beberapa urusan perusahaan yang mendadak dan harus segera dilaksanakan” ujar Kai oppa. “Yak yak yak, Kim Jong In. Rupanya kau ingin mati, aku kan sudah pernah mengatakan kalau aku tak menerima penolakan? Eoh?” bentakku padanya dan aku melihat sekelilingku semua orang tengah menatap tajam ke arahku, mungkin karena suara gaduhku. “Mianhnae Sang In, aku bukan ingin mengatakan membatalkan tapi kau berada dulu dan aku akan segera menyusulmu ke sana. Aku janji, aku akan berada disana tepat sebelum kau menuju ke pertandingan. Aku sudah memiliki jadwal kegiatanmu disana bukan?” rengek oppa. Aku menarik nafas dalam – dalam, “Arraseo. Tapi ingat, aku tak mau tahu kau harus berada disana jauh sebelum aku melakukan pertandingan. Kalau sampai kau tak datang, aku berjanji oppa tak akan pernah bertemu lagi denganku” ancamku. Oppa tahu kalau aku tak pernah bermain – main dengan perkataanku. “Baiklah oppa, aku menyayangimu. Berhati – hatilah” pintaku tulus. “Aku sangat mencintaimu, kau yang harus berhati – hati disana. Segera hubungi aku kalau kau sudah tiba disana. Arra?” ujarnya. Aku segera mematikan teleponku karena keberangkatan pesawatku sudah melalui pengeras suara.

Hal yang paling aku benci saat berada di dalam pesawat yaitu setiap pesawat akan take off dan landing. Itu benar – benar membuat serasa kaku tak bisa bernafas. Aku selalu tenang setiap menaiki pesawat dengan didampingi orang – orang terdekatku karena aku bisa memegang tangan mereka kuat – kuat sampai keteganganku menghilang. Aku mencari nomor kursiku dan meletakkan tas tanganku di jok atasku. Kulirik orang di sampingku, seorang namja berkulit putih dengan rambut pirangnya tengah melihat keluar jendela. ‘Sepertinya aku pernah melihat namja ini. Tapi dimana?’ pikirku. Jangankan untuk mengajakku mengobrol atau sekedar berbasa – basi, menengokku pun tak dilakukannya hingga, “Kau..” teriak namja di sampingku, wajahnya kaget ketika tanganku tanpa sengaja memeras tangannya kuat – kuat saat pesawa mulai meninggalkan hanggarnya. “Josonghamnida, aku melakukan ini karena aku takut setiap pesawat akan landing dan take off” ujarku sambil memilin ujung bajuku. “Sepertinya aku pernah melihatmu, tapi dimana ya? Apakah kita pernah bertemu?” tanyaku sesaat setelah pesawat sudah mengudara. Kulirik namja itu lagi ternyata dia sudah tertidur pulas. Aku harus berpikir keras untuk menemukan jawaban yang sedari tadi menggelayut di otakku, hingga kumembelalakkan mata tak percaya sambil mengamati wajah namja itu lebih dekat. Jarak antara wajahku dengannya sangat dekat hingga dia terbangun dari tidurnya dan tanpa disengaja bibir kami sudah menyatu. Satu detik, dua detik, tiga detik aku sadar dan segera menarik tubuhku menjauh. Dengan susah payah aku mencoba menelan air ludahku,

“Josonghamnida Josonghamnida, kejadian ini benar – benar di luar dugaanku” ucapku gugup, kutundukkan kepala takut kalau dia akan memakanku hidup – hidup hingga kuberanikan diri untuk mendongakkan kepalaku dan menatap ke arahnya.
“Yak, apa yang kau lakukan?” tanyanya dingin. “Kau sedang tidak berusaha untuk menciumku bukan? Bagaimana kalau sekarang aku melaporkan hal ini kepada mereka?” lanjutnya sambil menunjuk ke arah pramugari – pramugari itu.
“Ah anio, aku bukan bermaksud untuk menciummu” jawabnya menyangkal tuduhan namja dingin itu. “Lalu apa yang tengah terjadi tadi? Eoh?” tanyanya lagi.
“Josonghamnida, aku akan meminta mereka untuk mencarikan tempat duduk kosong untukku. Aku akan segera pergi dari hadapanmu” ucapku pasrah. Sang In tak memperhatikan raut wajah namja itu yang langsung berubah khawatir setelah yeoja cantik itu mengatakan demikian karena merasa bersalah pada dirinya. “Jangan kemana – mana, tetaplah disini” ujarnya sambil menahan tangan yeoja itu agar tak pergi dari sisinya. Ada nada yang sangat miris ketika dia mengucapkan kata – kata itu. Sang In segera menghentikan langkahnya dan kembali duduk di samping namja itu.

Aku dan namja itu saling terdiam hingga kata – kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya. “Aku Kris, kau.. Oh maksudku, siapa namamu?” tanyanya. “Song Sang In, panggil saja Sang In” jawabku sambil menerima jabatan tangan darinya. “Aku aku minta maaf karena kejadian tadi benar – benar tidak disengaja” lanjutku. “Lupakan, aku sudah memaafkanmu” jawabnya sambil tersenyum. ‘Suara ini seperti suara namja yang pernah meminjamkan jaketnya padaku. jangan – jangan dia orangnya’ gumamku dalam hati. Sang In memutar ingatannya kembali dimana saat dia bertemu dengan namja misterius itu dan memakaikan jaket kepadanya, kejadian yang benar – benar singkat namun mampu membuat hati Song Sang In berdetak tak berirama. Dan tak terasa Sang In sudah terlelap, tubuhnya beringsut bersandar pada namja itu. Seulas senyum di bibir Kris terlihat indah saat dia memandangi Sang In dari dekat hingga dia memberanikan diri untuk mencium puncak kepala yeoja itu.

@Ngurah Rai Airport, Bali, 12.00 WITA
Aku mencoba membuka mataku saat mendengar sedikit keramaian ynag dilontarkan dari penumpang lain karena kami telah tiba di Bali, aku belum tersadar hingga aku sedikit terlonjak ketika melihat posisiku dengan namja yang baru kukenal itu. Posisi kepala Kris yang berada di atas kepalaku membuatku yakin bahwa aku tertidur dengan menyandarkan tubuhku di pundaknya. Dan dia mulai terbangun dari tidurnya dan sepertinya dia tak kalah kagetnya dengan diriku sekarang. Aku berdiri dari dudukku dengan wajah canggung dan segera mengambil tas kecilku. Kulangkahkan kaki menuruni pesawat tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya.

“Annyeng oppa..” sapaku pada namja yang beberapa jam lalu telah kutinggalkan.
“Annyeong Sang In-ah, kau sudah tiba di Bali?”.
“Ne oppa, aku baru saja turun dari pesawat. Hah benar – benar menakutkan” desahku.
“Siapa korban keganasanmu selanjutnya setelah aku tak berada di sampingmu? Eoh?” tanya Kai oppa dengan gelak tawa yang terdengar sangat mengejek.
“Ck, berhentilah menggodaku. Jangan lupa, aku tetap menagih janjimu untuk oppa segera berada disini menemaniku” sekarang ganti aku yang tertawa menang.
“Ne arraseo, aku akan segera menyusulmu. Tapi hentikan ancaman menakutkanmu itu, aku bisa gila karena kerjaanku disini belum selesai dan aku benar – benar khawatir dengan ancamanmu itu” ucapannya terdengar pasrah.
“Terserah, oppa tahu kalau aku tak seperti yeoja lain yang bisa menarik ucapannya kembali, bukan?”.
“Ish arraseo arraseo. Kau memang yeoja keras kepala ynag pernah kukenal. Aku tutup telepon dulu, akan kuselesaikan kerjaan sialan ini” teriaknya. Song Sang In hanya tersenyum menang hingga tak memperhatikan kalau namja itu memperhatikannya dari belakang dengan raut wajah yang tak dapat diartikan.

“Kau menginap disini juga?” tanya Kris yang sudah berada di sampingku. “Apa yang kau lakukan disini?” lanjutnya bertanya kepadaku.
“Ah, aku ada beberapa urusan disini. Kalau kau?”.
“Aku hanya ingin berlibur” jawabnya singkat.

Kamar 309, itu yang tertera di kartu yang tengah kupegang sekarang. Dan tanpa sengaja aku melihat Kris yang ternyata kamarnya tepat berada di samping kamarku. Aku mondar – mandir di dalam kamar hotel yang terbilang cukup luas ini, aku tengah memikirkan bagaimana caranya untuk bertanya siapakah sebenarnya namja itu. Kurebahkan tubuhku di kasur berukuran king size bersprei warna putih itu, ‘Aku rasa akan lebih baik untuk melihat dahulu tempat yang besok digunakan untuk perlombaan’ pikirku. Segera kubergegas keluar dari kamar dan sedikit berlari keluar dari hotel.

Kunikmati makanan Indonesia tepatnya ketika berada di Bali ini, udang bakar dan seporsi es kelapa muda sambil menikmati indahnya pantai Kuta. Rupanya panas disini benar – benar menyengat tubuhku.
“Pakai ini, sepertinya kau keliatan sedikit kepanasan” ujar seseorang dari belakangku sambil memakaikan topi lebar ini.
“Tak tampak dari dirimu kalau kau sangat menyukai surfing dan menjadikannya hobi” ujar Kris.
“Kau, bagaimana kau bisa tahu?” tanyaku.
“Semua orang yang bertanding lusa pasti ingin segera melihat bagaimana medan perang mereka ketika bertanding"
“Termasuk kau?” tanyaku tiba – tiba.
‘Bagaimana dia bisa mengerti kalau aku juga melakukan hal yang sama?’ batin Kris sedikit terperanjak. Dia hanya menganggukkan kepala.
“Kau ingin mencoba ini? Ini benar – benar lezat” tawarku padanya sambil menyodorkan piringku ke arahnya.
“Aku tak makan ikan”.
“Maksudmu kau alergi?” tanyaku. Dia hanya mengangguk perlahan.
“Kau ingin jalan – jalan? Sepertinya akan menyenangkan” ajaknya. Tentu saja aku langsung mengiyakan ajakannya.

“Sepertinya aku memang pernah bertemu denganmu” ujarku sedikit tak yakin.
“Dimana? Di televisi? Tak sedikit orang yang mengatakan demikian padaku”.
“Tapi aku jelas – jelas pernah bertemu denganmu. Ah tapi lupakan. Mungkin kau benar, aku hanya salah melihat orang” kataku. Kris memilih duduk di atas pasir yang berwarna putih kecoklatan ini, sepertinya aku dan Kris mulai sedikit menemukan kecocokan. Itu terlihat ketika kami semakin membincangkan tentang berbagai hal bahkan yang terdengar sedikit privasi.
“Namjachingumu tak ikut kemari?” tanyanya tiba – tiba.
“Namjachingu? Nugu?” balikku bertanya padanya dengan tatapan bingung.
“Tadi aku sedikit mendengarkan tentang obrolanmu di telepon. Mianhnae, aku tak bermaksud menguping pembicaraan kalian hanya saja jarak antara kau dan aku dekat” kilahnya.
“Arraseo. Kai oppa? Dia bukan namjachinguku. Dia hanya temanku sejak kecil, namun dia sedikit lebih tua dariku. Awal aku mencintai surfing dari oppa, dia mengajarkanku bahkan sampai sekarang dia tetap membantuku berlatih” ujarku. Dia mengangguk sambil menyesap green tea yang katanya itu adalah salah satu minuman kesukaannya.

Di tengah kami mengobrol, sebuah lagu terdengar dari benda kotak yang berada di dalam tas kecilku dan memunculkan nama Kai oppa disana. Sang In mengangkat telepon dengan segera, sedangkan Kris terlihat memalingkan wajahnya.
“Kai oppa berumur panjang, baru saja dibicarakan dan sekarang dia sudah dalam perjalanan menuju hotel. Kau tak ingin kembali ke hotel?” tanyaku. “Anio, aku ingin melihat matahari tenggelam dulu. Kau kembali saja ke hotel, aku tak apa” jawabnya. “Baiklah kalau begitu, aku kembali dulu. Bye” ujarku sambil melambaikan tangan ke arahnya dan hanya dibalas dengan senyuman tulusnya.

Beberapa saat kemudian..
‘tok.. tokk.. tokk..’ suara ketukan pintu terdengar dari luar pintu kamar hotelku. Terlihat Kai oppa sudah berdiri disana. “Oppaa..” teriakku sambil berhamburan di pelukannya. Kai oppa hanya tersenyum manis ke arahku. “Berhentilah memelukku. Kau tak memberiku waktu untuk istirahat sebentar saja? Eoh?” pintanya. Aku segera melepaskan pelukanku dan menggiringnya untuk masuk ke dalam kamarku.
“Aku segera terbang kemari setelah aku merengek pada appaku untuk meminta ijin untuk meninggalkan beberapa tugasku yang belum selesai dan setelah aku mengatakan kalau kau akan membunuhku saat aku tak menyusulmu kemari. Beruntung, appa memberiku ijin” jelasnya saat merebahkan tubuhnya di kasur. Aku hanya terkekeh geli ketika mendengarkan penjelasan darinya.
“Jeongmal? Lalu apa yang dikatakan Tuan Kim?” tanyaku sembari membawa minuman coklat panas untuknya dan untukku. Kuikut merebahkan tubuhku di samping oppa dan menggunakan tangan oppa untuk alas kepalaku.
“Appa hanya menatapku dengan tatapan tak percayanya. Dan aku langsung berlari memeluknya karena tak membiarkanmu membunuhku” ujarnya sambil melirik ke arahku.
“Arraseo arraseo. Kalau begitu, segera reservasi kamar agar kau tak kehabisan kamar hotel ini oppa”.
“Tak perlu, aku tidur bersamamu saja” sahutnya dengan memejamkan kedua matanya.
“Andwe, andwe. Aku tak mengijinkanmu untuk berada disini satu kamar denganku” kuucapkan kata – kataku dengan penekanan di setiap katanya.
“Dan aku tak membutuhkan ijinmu” ucapnya terakhir kali sebelum dia mulai tertidur. Kucoba menggoncangkan tubuhnya untuk sekedar mengetahui apakah dia benar – benar tertidur atau hanya pura – pura tidur supaya aku tak mengusirnya keluar dari kamarku. ‘Rupanya kau sudah tertidur tuan bermarga Kim’ sahutku. Kutarik selimut untuk menutupi tubuhnya, kulepaskan pula kedua sepatu yang masih terpasang di kakinya.

Perutku berbunyi pertanda aku mulai kelaparan, kusiapkan diri untuk menuju restoran yang tersedia di hotel mewah ini hingga terdengar suara ketukan pintu. Aku sempat menyambar tasku yang berada di ruang tengah dan berlari ke arah pintu, Kris berada di depan kamarku sekarang. Aku tak ingin namja ini melihat ke dalam kamarku karena takut terlihat Kai oppa yang sedang tertidur pulas, aku bermaksud untuk menemuinya di depan pintu saja.


Apakah yang akan dilakukan oleh Sang In dan Kris selanjutnya? Bagaimana upaya yeoja itu untuk menyembunyikan Kai yang bersikeras untuk tetap tinggal sekamar dengannya dari sepengetahuan orang lain?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Eucliwood hellscythe Theme | Copyright © 2012 All About EXO, All Rights Reserved. Design by Djogzs, | Johanes djogan