• Korewa zombie desuka
We Are One We Are EXO :)

Love Different Belief (Part 4)

Mianhnae, belum ada cover :D
Part 4

Title               :   Love Different Belief
Author           :   Song Sang In
FB                   :   Vini Happy Ajeng
Cast                :    Song Sang InKim Joon Myeon “Suho”
Length            :   Series
Gendre           :   Romance, Little Yadong But NC, Little Angst
Rated              :   NC-21

Cerita ini hanya karangan belaka dan ASLI ciptaan author. Kalo ada kesamaan tempat dan karakter itu semua tidak sengaja.

Untuk semuanya mohon jadi pembaca yang baik yang pastinya harus meninggalkan jejak terlebih dahulu. Author ga bosen – bosennya buat ngingetin tentang ini.
SIDERnya banyak ini, tapi yang komen bisa diitung pake jari jadi JEBAAAALLL. Authornya jinak kok jadi ga bakal gigit kalo komenannya gimana2 karena komenan kalian juga sebagai penyemangat author.

Hargai kerja keras author yang bikin cerita ini sampe dibantuin begadang jadi NO PLAGIAT. Happy reading ^^

Untuk Password Part selanjutnya : kriskai

“Aku memang sangat mencintainya hingga aku tak sadar bahwa perasaan ini akan menyakiti banyak orang. Namun yang ingin aku pertegas sekarang adalah aku mencintainya tanpa melihat apapun dan siapapun” -Song Sang In-

Previous part..
“Kau juga lupa, kamar ini bagian dari rumahku. Jadi terserah aku untuk berada dimanapun tempat yang aku suka. Sepulangku tadi, aku mendapati kamarku kosong tanpamu maka dari itu aku beranjak kemari dan bermaksud ingin menemanimu tidur” jawab Suho sambil merebahkan tubuhnya di sampingku. Dia juga menarik tubuhku agar lebih mendekat ke tubuhnya.

Love Different Belief Part 4..
@Bangbae-dong, Busan, 11.00 KST
“Eomma, aku ingin menceritakan sesuatu padamu” kataku setelah duduk di samping eomma.
“Mwo? Apa yang ingin kau ceritakan?” tanya eomma.
Aku masih perlu berhati – hati kalau ingin membicarakan masalah ini. Aku tak mau aku membuat eomma sedikit terganggu dengan pembicaraan kami. “Aku sedang dekat dengan seorang namja eomma. Dia beragama katholik” ujarku. Eomma masih diam namun aku dapat merasakan perubahan ekspresi yang secara tiba – tiba nampak di wajah eomma. “Kami sering melakukan aktivitas bersama – sama” lanjutku. Namun tiba – tiba, “Jangan coba – coba dekati dia lagi. Eomma tak mau tahu bagaimana caramu menjauh darinya. Kalau tidak, eomma tidak segan – segan akan membicarakan ini dengan appamu” jawab eomma lantang. “Jangan memulai menyalakan api kalau kau tak bisa memadamkannya. Dan jangan pula bermain – main dengan perasaan” lanjut eomma sebelum bangkit dari duduknya.
Aku yang hanya diam, duduk sambil terpaku menatap kosong ke depan. Tak ada yang kupikirkan saat itu selain aku tetap bertekad untuk melanjutkan hubungan ini dengannya. Aku kembali ke apartemenku karena aku pikir aku bisa lebih leluasa berhubungan dengannya dibanding ketika aku berada di rumah.
“Yoboseo..”
“Yoboseo. Wae? Ada apa menelepon?” sahutku.
“Aku sedang berada di perjalanan untuk menjemputmu. Bersiap – siaplah” jawabnya.

Aku mengecup bibirnya sekilas ketika melihatnya. “Kita akan pergi kemana?”
“Berlibur, dan aku jamin liburan kita kali ini akan sangat berbeda dari yang kemarin” jawabnya sambil tersenyum. Aku naik di boncengan belakang motornya dan mengeratkan pegangan di pinggangnya.
Perjalanan menuju Incheon menggunakan motor benar – benar melelahkan. “Yak kau Tuan Kim, bagaimana bisa kau mengajakku kemari menggunakan motor? Kau membuat punggungku terasa patah. Kenapa tak menggunakan mobilku saja? Eoh?” teriakku tak sabar. “Perjalanan menggunakan motor akan terasa berbeda chagi” ujarnya sambil mengacak rambutku.
Tibalah kami di sebuah rumah yang tak besar memang, namun aku merasa nyaman berada disini. ‘Rumah kecil dengan bergaya Perancis. Sangat cantik’ pikirku. Aku segera berlari ke sebuah ayunan yang berada di tengah taman kecil itu. Ajaib, seketika itu rasa penatku hilang. “Bantu aku, dorong ayunan ini” pintaku pada namja di sana yang tengah tersenyum geli tatkala memandangku yang seperti anak kecil sudah menemukan mainan kesukaannya. “Arra, berpeganglah” ujarnya.
Puas setelah beberapa saat aku menikmati ayunan itu, aku beranjak berlari kecil memasuki rumah yang berada di samping taman itu. Suho hanya mengikutiku dari belakang. ‘Cklek..’ aku membuka pintu rumah itu dan aku melihat di dalamnya tertata rapi perabotan – perabotan unik yang umurnya sudah lama namun tetap terihat sisi elegannya. Aku menyusuri setiap ruangan di rumah ini, dan tibalah kami melihat isi dari ruang tidur utama. “Berhenti disini” ujarnya sambil menarikku. “Tak lelahkah kau sudah berjalan jauh dan masih ingin mengitari rumah ini?” lanjutnya.
Aku menselojorkan kakiku di atas kasur namun Suho menarik kakiku hingga aku terlentang. Dan sekarang, dia yang tidur dengan posisi perutku sebagai alas kepalanya. “Song Sang In, aku bahagia. Apa kau bahagia bersamaku?” tanyanya. Aku menjawabnya dengan anggukan. “Mwo? Aku tak mengerti apa jawabanmu kalau kau hanya mengangguk”.
Sesaat aku akan menjawabnya, dia mengarahkan tubuhnya ke arahku. Dan saat itu aku menutup kembali mulutku yang sudah terbuka. Hatiku melompat – lompat tak karuan. Ini bukan pertama kali dia melakukan ini, tapi tetap saja aku merasakan detak jantungku yang tak karuan. Dan sesuai dengan dugaanku. Dia menciumku sambil mengusap rambutku perlahan. Semakin lama ciumannya tak sehalus tadi, Suho makin mempercepat ciumannya yang membuatku sedikit kelabakan. Dia menarikku untuk berada di atas dan tepat, aku sudah berada di atas tubuhnya. Dia berangsur turun menuju leherku yang tak luput diciuminya. Setelah beberapa saat dia menikmatinya, dia kembali menuju bibirku. Bibirku dikulumnya secara perlahan kembali, membuatku mau tak mau untuk menikmatinya juga. Sensasi ciuman yang diberikan olehnya benar – benar membuat tubuhku mengejang tak karuan, dan ini membuatku juga untuk membalas ciumannya. Aku mengulum bibirnya perlahan membuatnya sedikit mendesah. Tak berapa lama, Suho meraba beberapa bagian bawah tubuhku dan dengan lincah dia membuka kancing yang menutupi tubuhku. Namun sesaat dia menghentikan aktivitasnya dan membawa tubuhku menjauh darinya. “Mianhnae, aku tak dapat menahannya jika aku bersamamu. Maka dari itu jangan sekali – kali menggodaku untuk melakukannya” ujarnya sambil mengancingkan kembali kancing bajuku. Dia tertidur kembali di sampingku. Nafas kami tersengal – sengal tak beraturan karena aktivitas kami yang baru saja selesai kami jalani hingga kami terlelap tidur dengan tubuh saling mendekat dan berpelukan.

@I-Park Building Apartement, 12.00 KST
Suho tengah tertidur pulas di atas kasur kamarku. Aku melirik jam tangan yang melingkar di tangan kiriku dan kulihat sebentar lagi akan masuk jam kuliah. Sepertinya penyakit malas kuliah Suho mulai terjadi lagi. Aku berusaha membangunkannya, “Chagiya, bangunlah. Kajja kita berangkat kuliah. Kalau tidak, kita akan terlambat masuk kelas” ujarku. Tak ada sahutan darinya, aku mencoba membangunkannya kembali. “Suho oppa, ayo bangunlah. Hyo Hwa saem yang akan mengajar kelas siang ini. Aku tak ingin terlambat ke kampus” ucapku sedikit memaksa membangunkannya. Namun tiba – tiba, ‘Praakkk...’ aku menoleh ke arah kunci motor yang dilemparkannya barusan. “Tak bisakah kau berangkat sendiri menggunakan motorku? Eoh? Beraninya kau membangunkanku” bentaknya. Aku terhenyak dengan bentakannya. “Kalau bukan karena mobilku sedang berada dalam perbaikan dan kalau saja aku bisa mengendarai motormu, bahkan tak usah kau suruh pun aku akan mengendarainya sendiri” teriakku sambil menahan tangis namun gagal, air mataku sudah jatuh terlebih dahulu tanpa kuperintahkan. Aku berlari menuju pintu apartemenku dan kutinggalkan Suho yang sudah sadar dari tidurnya. Aku berlari sepanjang lobi apartemen. “Chagiya..” panggilnya. Aku tak menghiraukan panggilan itu. “Song Sang In..” panggilnya lagi. Dan dia berhasil menarik tanganku yang membuat langkahku terhenti detik itu juga. “Mianhnae, jeongmal mianhnae. Kajja ikut aku” ajaknya. “Anio, lepaskan tanganku. Aku tak ingin bersama namja kasar sepertimu” berontakku. “Kumohon jangan bertingkah seperti ini. Aku tak ingin semua orang memandang heran kepada kita. Jebal Sang In-ssi” pintanya sekali lagi. Aku sedikit luruh dengan pintanya karena kupikir benar juga, hampir semua orang di lobi ini memandang kami. Aku mengikuti langkahnya yang sedikit menjauh dari keramaian.
“Inikah dirimu yang sesungguhnya Kim Joon Myeon? Namja yang kasar, eoh? Sedikit demi sedikit kau mulai menampakkan sifat – sifat aslimu. Dan ini salah satunya” sahutku. Emosiku kembali memuncak.
“Chagiya mianhnae. Aku terlewat lelah karena harus menyiapkan motorku untuk perkumpulan beberapa hari lagi” jawabnya.
“Oh, jadi sekarang kau sudah mulai melupakan aku dan lebih banyak mengurusi geng motormu yang tak jelas itu? Baiklah aku mengerti Kim Joon Myeon, aku pergi” ucapku.

Aku berdiskusi dengan 2 sahabatku, Ji Young dan Hyun Joo. Aku merasa Suho memperhatikanku dari tadi tapi aku berusaha mengacuhkannya. Ji Young dan Hyun Joo juga merasa kalau aku dan dia sedang ada sedikit permasalahan.
“Sang In, apa yang sedang terjadi? Kau bertengkar dengannya? Tak pernah aku perhatikan pertengkaran kalian seperti saat ini, bisa dibilang ini sedikit lebih serius” ujar Hyun Joo sesaat melihat Suho sudah tak berada di kursinya.
“Aku benar – benar membencinya. Akhir – akhir ini dia makin memperlihatkan sifat buruknya. Tadi dia berhasil membuatku menangis dengan membentakku” ujarku.
“Mwo? Dia membentakmu? Apa yang sedang kalian bicarakan hingga dia melakukan itu?” tanya Ji Young dengan wajah kagetnya.
Aku menceritakan duduk permasalahan tadi. “Dan juga akhir – akhir ini dia terlihat sibuk dengan geng motornya. Bahkan dia jarang menghubungiku dengan alasan masih mempersiapkan motornya untuk perkumpulan mereka. Ish menjijikkan” cibirku kesal.

Omelanku saat itu membuatnya mau mengajakku untuk berkumpul dengan teman – temannya. Terlihat beberapa namja yang sudah kukenal. Luhan, Chanyeol, Baekhyun, dan Dyo yang tengah berdiri di samping motornya masing – masing. Kedatangan teman – temannya membuatnya melupakan kembali diriku yang menunggu tak jauh dari tempat mereka berkumpul. Sepertinya mereka sedang membicarakanku karena kini tengah kulihat Chanyeol menatap ke arahku dan membuat mereka berbalik melihatku. Seketika itu juga, mereka berjalan kembali ke arahku.
“Apa yang ingin kau pesan?”
“Apa saja” sahutku singkat.
Entah apa yang sedang mereka bicarakan hingga tanpa sadar aku tertidur di atas pahanya. Dia membangunkanku, “Chagiya, bangunlah. Kita pulang sekarang”. Aku mengerjapkan mata untuk menguatkan kembali pupil mataku untuk melihat. Suho mengajakku berbicara di atas motor namun aku menyahutinya dengan enggan. Aku langsung berjalan masuk ke kamarku tanpa menyapa Suho. Suho yang sepertinya merasakan kemarahan lagi dalam diriku membuatnya urung untuk menawarkan diri mengantarkanku kembali ke kamar.
Keesokan paginya, aku sudah berada di meja makan berkumpul bersama appa, eomma, dan hyungnya. Dia berjalan gontai setelah melihatku sudah berada di meja makan. Aku masih mengubur dalam – dalam perasaanku yang ingin menyapanya hingga dia yang memberanikan diri untuk menyapaku terlebih dahulu. “Chagiya, bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak kah?” tanyanya sambil merangkul pundakku. “Ne” jawabku singkat sambil menyingkirkan tangannya dari pundakku.”Song Sang In, kau masih marah padaku karena kejadian semalam? Bukankah aku sudah minta maaf? Dan aku rasa kau juga sudah memaafkanku” ujarnya dengan nada memelas. “Joon Myeon, aku rasa aku terlalu lelah untuk mengikuti setiap pikiranmu. Kau memintaku untuk mengerti kau, tapi bahkan kau sendiri tak pernah secuil pun memikirkan perasaanku” jawabku mulai kesal. “Sudahlah, aku rasa aku tak ingin memperdebatkan masalah ini denganmu” lanjutku sambil beranjak dari tempatku sekarang. Aku meninggalkannya yang sedang tertunduk lemas. Sebenarnya aku tak tega memperlakukannya seperti ini, hanya saja aku ingin membuatnya sadar bahwa aku berada di sampingnya bukan hanya sebagai hiasan dinding saja yang tak perlu dipikirkan. ‘Biarlah aku meninggalkannya sekarang. Semoga dia bisa memikirkan kembali kata – kataku tadi’  batinku.


Apakah yang dikatakan Sang In akan membuat Suho sadar atas kesalahannya? Lalu bagaimana kelanjutan cerita dua anak manusia yang berbeda keyakinan ini? Simak part ending cerita di part selanjutnya ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Eucliwood hellscythe Theme | Copyright © 2012 All About EXO, All Rights Reserved. Design by Djogzs, | Johanes djogan